Belajar Dari Patung Tangan Rodin

Auguste Rodin, pematung Perancis, menghabiskan banyak waktu mengamati anatomi manusia, yang membantu dia untuk menyalurkan emosi dalam karya seni patungnya. “Diamati dan dipelajari setiap bagian dari sosok manusia yang ekspresif,” katanya.

Seratus tahun kemudian, Dr James Chang, seorang ahli bedah rekonstruksi tangan internasional terkenal di Stanford, telah menggunakan pahatan tangan Rodin untuk mengajar mahasiswa kedokteran dalam mengidentifikasi kondisi tangan tertentu. Misalnya, tangan kiri berkontraksi dari Pierre de Weissant, pahatan Rodin untuk Kaula dari Calais, yang menyerupai tangan pasien dengan sindrom Apert, adanya gangguan genetik langka di mana sendi tangan menyatu.

Chang telah mengubah pengamatannya menjadi program studi tingkat sarjana di Stanford berjudul “Bedah Anatomi Tangan:  Rekonstruksi dari Rodin,” yang menarik siswa dari berbagai disiplin ilmu termasuk kedokteran dan humaniora. Siswa belajar bagaimana untuk membedah kaki manusia dan tentang teknik bedah rekonstruksi, sambil menemukan seni Rodin. “Ini seperti sebuah teka-teki bagi saya untuk mencari tahu mengapa tangan Rodin ini memiliki kondisi medis yang berbeda ini,” kata Chang.

Ahli bedah rekonstruksi itu menemukan bahwa banyak  siswa yang  benar-benar tertarik pada aneka tangan Rodin ini karena mencerminkan emosi yang berbeda-beda yang disampaikan. Para dokter suka melihat tangan ini karena mereka memberikan nuansa keindahan pekerjaan sehari-hari mereka. Seniman dan mahasiswa di humaniora senang untuk mencoba untuk memahami anatomi yang mendasari patung tangan Rodin ini.

“Di dalam Tangan Rodin : ada unsur seni, teknologi dan bedah,” demikian yang dikemukakan dalam promosi sebuah pameran di  gedung Pusat Seni Visual – Standford. Pameran ini akan berlangsung dari 9 April sd 4 Agustus tahun lalu, dan termasuk dipamerkan 10 patung tangan perunggu oleh Rodin, bersama  foto-foto tangan pasien bedah rekonstruksi yang menggambarkan kondisi medis yang  menyerupai ke 10 patung tangan tersebut.

Pengunjung juga dapat belajar tentang anatomi tangan dengan melihat  melalui buku-buku anatomi sejarah atau dengan mengamati  melalui iPad  pada  jarak  tetap dari patung Rodin. Ketika iPad diputar di sekitar karya seni, pengunjung dapat melihat gambar 3D dari pembuluh darah dan tulang bagian dalam tangan berdasarkan kondisi medis yang diidentifikasi Chang.

Untuk mendapatkan efek ini, Chang meminta ahli komputer grafis untuk mengambil beberapa gambar tangan pasiennya menggunakan ‘CT scan dan superimpose  ke Rodin hands-scan komputer. Lulusan Stanford Samuel Tanugi-Cohen, yang mengambil mata kuliah Chang pada musim dingin tahun lalu,  memberikan komentar dalam  wawancara multimedia mengenai  pameran  tersebut.

Dia mengatakan bahwa kelas mata kuliah Chang penuh semangat menggambungkan  ilmu seni dan tehnik terapi medis. “Saya belajar untuk melihat bagaimana seniman memiliki drive dan kepekaan yang sangat mirip dengan dokter bedah rekonstruksi, dan memiliki obsesi  mengetahui emosi manusia dan anatomi manusia, ” kata Tanugi-Cohen.  MS-magz

Trackback from your site.

Leave a comment