Puasa di India yang Tengah Lockdown

Jakarta – India menjadi salah satu negara yang menerapkan sistem lockdown untuk mengatasi penyebaran virus COVID-19. Pemberlakukan sistem ini dilakukan sejak 24 Maret 2020 lalu sampai tanggal 14 April 2020 kemarin. Namun, pemerintah India memperpanjang sistem lockdown sampai dengan 3 Mei 2020. Hal ini pun bertepatan dengan momen masuknya bulan puasa Ramadhan pada 24 April 2020.

Salah satu yang merasakan momen ini adalah Direktur WHO SEARO Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia mengaku telah menjalani puasa di negara ini sejak tahun 2015 lalu.

When Will COVID-19 End

Data-Driven Estimation of End Dates (as of April 25, 2020, daily updated)

This site provides continuous predictive monitoring of COVID-19 developments as a complement to monitoring confirmed cases. SIR (susceptible-infected-recovered) model is regressed with data from different countries to estimate the pandemic life cycle curves and predict when the pandemic might end in respective countries and the world, with codes from Milan Batista and data from Our World in Data. Given the rapidly changing situations, the predictive monitors are updated daily with the latest data. Theory, method, and caution are in this paper. In addition to the 28 countries on the page, predictions for more countreis can be downloaded here.

*Disclaimer: Content from this website is STRICTLY ONLY for educational and research purposes and may contain errors. The model and data are inaccurate to the complex, evolving, and heterogeneous realities of different countries. Predictions are uncertain by nature. Readers must take any predictions with caution. Overly optimism based on some predicted end dates is dangerous because it may loosen our disciplines and controls and cause the turnaround of the virus and infection, and must be avoided.

 

NEGARA-NEGARA YANG SUKSES BENDUNG SERANGAN VIRUS CORONA

Virus corona menjangkiti lebih dari 2 juta orang di lebih dari 200 negara di dunia. Sejumlah negara bahkan terpapar parah dengan angka kematian tinggi, juga sektor ekonomi yang terpukul. Namun di tengah badai pandemi Covid-19, beberapa negara telah sukses membendung serangan virus mematikan tersebut. Respons cepat, pengujian luas serta perawatan medis yang baik hingga lockdown ketat menjadi kunci sukses negara-negara tersebut meminimalisir penyebaran corona.      

NOL KASUS BARU POSITIF COVID-19 DALAM SEPEKAN, VIETNAM CABUT LOKDOWN

Vietnam patut diacungi jempol dalam penanganan wabah virus Korona sejak awal. Negara di Asia Tenggara tersebut banyak menyembuhkan pasien Covid-19 dan tak ada kasus kematian. Angka pertambahan kasus baru pun terkendali. Dalam sepekan terakhir, tak ada lagi kasus baru positif Covid-19 di Vietnam.

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc sepakat pada Rabu (22/4) mencabut status penguncian (lockdown) secara nasional di sebagian besar negara itu. Vietnam sejak awal hanya melaporkan kurang dari 300 kasus Coronavirus dan tidak ada kematian sejak infeksi pertama terdeteksi pada Januari 2020. Pihaknya mulai mencabut pembatasan pergerakan yang ketat sementara sebagian besar negara di Asia Tenggara tetap terkunci.

“Tidak ada provinsi di Vietnam yang sekarang dipandang sangat rentan terhadap pandemi ini,” kata Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari AsiaOne, Jumat (24/4).

Can CT scans diagnose COVID-19? Experts argue for and against

In addition to RT-PCR testing, some experts argue that CT scans can diagnose COVID-19. Others disagree. Medical News Today spoke to two doctors who present their opposing viewpoints.

As the COVID-19 pandemic continues to claim lives across the globe, early diagnosis of people with SARS-CoV-2 is essential. Once a person has received a diagnosis, limiting their physical contact with others is one way to slow the spread.

What is the best way of establishing a firm diagnosis for COVID-19?

For many, the use of reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) is the gold standard. This molecular biology technique detects genetic material that is specific for the SARS-CoV-2 virus. Yet, RT-PCR is not 100% accurate, and some experts have raised questions around false-positive and false-negative test results.

Pandemi Corona Ancam 130 Juta Orang di Dunia Kelaparan, Bagaimana Indonesia?

Empat anak di Serang, Banten, kehilangan ibunya di tengah pandemi Virus

Corona COVID-19. Bukan akibat infeksi virus, sang ibu wafat karena serangan jantung usai dua hari kelaparan.

Tak hanya membuat keadaan darurat kesehatan, pandemi Virus Corona COVID-19 juga telah mengguncang ekonomi global, dengan bisnis-bisnis yang berjuang bertahan hidup, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan jutaan lainnya menghadapi kelaparan.

Kelaparan memang menjadi ancaman nyata di tengah pandemi COVID-19. Menurut David Beasley, Direktur Eksekutif World Food Programme (WFP) yang merupakan bagian dari PBB, pada 2020 masyarakat dunia yang menderita kelaparan terancam meningkat hingga 265 juta orang. Setengah dari jumlah itu akibat pandemi virus corona jenis baru. 

Kalangan yang paling terdampak adalah mereka yang hidup di negara-negara yang dilanda konflik, seperti Yaman dan Suriah.

Tidur Tengkurap Disebut Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Corona

Jakarta, CNN Indonesia — Jumat dua pekan lalu, dokter Mangala Narasimhan menerima panggilan darurat di rumah sakit untuk covid-19. Seorang pria berusia 40-an dengan Covid-19 berada dalam situasi yang mengerikan, dan rekannya ingin dia datang ke unit perawatan intensif di Rumah Sakit Long Island Jewish. Dia harus memutuskan apakah si pasien perlu memakai alat pendukung kehidupan? Namun Narasimhan memutuskan untuk membalik posisi pasien menjadi tidur tengkurap. Akhirnya dia tak perlu ditempatkan di ICU, cara tersebut berhasil.  Dokter menemukan bahwa menempatkan pasien virus corona yang sakit paling parah dalam posisi tengkurap bisa membantu meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru mereka.

“Kami menyelamatkan hidup dengan ini, seratus persen,” kata Narasimhan, direktur regional untuk perawatan kritis di Northwell Health dikutip dari CNN “Ini hal yang sangat sederhana untuk dilakukan, dan kami telah melihat peningkatan yang luar biasa. Kami dapat melihatnya untuk setiap pasien.” Pernyataan ini juga didukung oleh Kathryn Hibber, direktur ICU medis di Rumah Sakit Umum Massachusetts

“Kami membuka bagian paru-paru.” Pasien dengan virus corona banyak yang meninggal karena ARDS, atau sindrom gangguan pernapasan akut. Sindrom yang sama juga membunuh pasien yang menderita influenza, pneumonia dan penyakit lainnya. Tujuh tahun yang lalu, dokter Prancis menerbitkan sebuah artikel di New England Journal of Medicine yang menunjukkan bahwa pasien dengan ARDS yang menggunakan ventilator berisiko lebih rendah untuk meninggal jika mereka dibaringkan tengkurap  Ketika pasien di Long Island Jewish ditempatkan di perutnya, tingkat saturasi oksigennya, ukuran oksigen dalam darah, naik dari 85 persen menjadi 98 persen. tampaknya membantu karena memungkinkan oksigen untuk lebih mudah mencapai paru-paru. Saat tidur tengkurap bobot tubuh pada dasarnya menekan beberapa bagian paru-paru. “Dengan menempatkan mereka tidur tengkurap mereka, kita membuka bagian paru-paru yang sebelumnya tidak terbuka,” kata Hibbert.

In COVID- 19

Best summary today:

1.-Why there is high ferritin level ?

2.-Why there is very high DDimer levels disproportionate with the severity of infection?

3.-Why ARDS in those are nearly Not responding to high PEEP and Fio2 levels?

Resep “Umur Panjang” ala Blue Zones

 Dari sebuah pertemuan di Singapura yang mengangkat topik bahasan mengenai : Bagaimana Kita Dapat Mencapai “Umur Panjang” melalui pendekatan “Blue Zones”, yang diselenggarakan pada 12 Juni 2014 lalu.

Pendekatan BZ ini disimpulkan dari hasil penelitian di lima  daerah di berbagai Negara di dunia,  yg  diketahui banyak  memiliki penduduk yang berusia 100 tahun lebih, yaitu :  Nicoya (Costa Rica)‎, Ikaria (Yunani), Sardina (Italia),  Okinawa (Jepang) dan Coma Linda (California)

Belajar Dari Patung Tangan Rodin

Auguste Rodin, pematung Perancis, menghabiskan banyak waktu mengamati anatomi manusia, yang membantu dia untuk menyalurkan emosi dalam karya seni patungnya. “Diamati dan dipelajari setiap bagian dari sosok manusia yang ekspresif,” katanya.

Seratus tahun kemudian, Dr James Chang, seorang ahli bedah rekonstruksi tangan internasional terkenal di Stanford, telah menggunakan pahatan tangan Rodin untuk mengajar mahasiswa kedokteran dalam mengidentifikasi kondisi tangan tertentu. Misalnya, tangan kiri berkontraksi dari Pierre de Weissant, pahatan Rodin untuk Kaula dari Calais, yang menyerupai tangan pasien dengan sindrom Apert, adanya gangguan genetik langka di mana sendi tangan menyatu.