Tidur Tengkurap Disebut Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Corona

Jakarta, CNN Indonesia — Jumat dua pekan lalu, dokter Mangala Narasimhan menerima panggilan darurat di rumah sakit untuk covid-19. Seorang pria berusia 40-an dengan Covid-19 berada dalam situasi yang mengerikan, dan rekannya ingin dia datang ke unit perawatan intensif di Rumah Sakit Long Island Jewish. Dia harus memutuskan apakah si pasien perlu memakai alat pendukung kehidupan? Namun Narasimhan memutuskan untuk membalik posisi pasien menjadi tidur tengkurap. Akhirnya dia tak perlu ditempatkan di ICU, cara tersebut berhasil.  Dokter menemukan bahwa menempatkan pasien virus corona yang sakit paling parah dalam posisi tengkurap bisa membantu meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru mereka.

“Kami menyelamatkan hidup dengan ini, seratus persen,” kata Narasimhan, direktur regional untuk perawatan kritis di Northwell Health dikutip dari CNN “Ini hal yang sangat sederhana untuk dilakukan, dan kami telah melihat peningkatan yang luar biasa. Kami dapat melihatnya untuk setiap pasien.” Pernyataan ini juga didukung oleh Kathryn Hibber, direktur ICU medis di Rumah Sakit Umum Massachusetts

“Kami membuka bagian paru-paru.” Pasien dengan virus corona banyak yang meninggal karena ARDS, atau sindrom gangguan pernapasan akut. Sindrom yang sama juga membunuh pasien yang menderita influenza, pneumonia dan penyakit lainnya. Tujuh tahun yang lalu, dokter Prancis menerbitkan sebuah artikel di New England Journal of Medicine yang menunjukkan bahwa pasien dengan ARDS yang menggunakan ventilator berisiko lebih rendah untuk meninggal jika mereka dibaringkan tengkurap  Ketika pasien di Long Island Jewish ditempatkan di perutnya, tingkat saturasi oksigennya, ukuran oksigen dalam darah, naik dari 85 persen menjadi 98 persen. tampaknya membantu karena memungkinkan oksigen untuk lebih mudah mencapai paru-paru. Saat tidur tengkurap bobot tubuh pada dasarnya menekan beberapa bagian paru-paru. “Dengan menempatkan mereka tidur tengkurap mereka, kita membuka bagian paru-paru yang sebelumnya tidak terbuka,” kata Hibbert.

Pro kontra Ketika meminta pasien virus corona untuk tidur tengkurap, ada beberapa yang merasa tak nyaman, apalagi karena ventilator.  Pasien dengan ventilator memerlukan lebih banyak sedasi (prosedur memberikan obat yang membuat pasien jadi lebih rileks) ketika tidur tengkurap.  Karena mungkin tidak nyaman bagi pasien non-sedasi untuk menghabiskan 16 jam tidur tengkurap mereka, para perawat mencoba untuk membuat mereka menghabiskan setidaknya empat jam tengkurap, dibagi menjadi dua sesi. Di Mass General, sekitar sepertiga pasien coronavirus yang menggunakan ventilator dan dibaringkan tengkurap, adalah mereka yang biasanya mereka yang memilih gejala parah. 

Studi Perancis 2013 dilakukan hanya kepada pada pasien yang menggunakan ventilator, sehingga tidak sepenuhnya jelas apa yang mempengaruhi posisi tengkurap bagi pasien yang tidak sakit parah. “Sebagian besar bersedia mencobanya,” kata Hibbert. “Berapa lama mereka bertahan di posisi itu benar-benar bervariasi dari orang ke orang, apakah mereka merasa nyaman tertidur di posisi itu, atau jika mereka bosan dan ingin berbalik ke belakang.” (chs) 

Tags: , ,