Para pemangku kepentingan di sektor komoditi tembakau Nasional harus segera ‘banting setir’ ke aneka produk turunan tembakau lain – selain rokok, ternyata ada banyak manfaat tembakau buat kemaslahatan manusia. Apa saja…?
Acapkali orang bicara manfaat tembakau, umumnya mereka hanya mengetahui satu produk, yaitu rokok. Sejak zaman kolonial Belanda, bangsa di negeri ini sudah menanamtembakau namun demikian mereka hanya mengetahui tujuan utama mereka menanam tembakau sebagai bahan baku/ untuk membuat rokok – baik itu rokok cigarette maupun cerutu. Untuk konsumsi pabrik rokok lokal maupun mancanegara.
Hewan tidak lagi menjadi sahabat bagi manusia. Saat ini ada sejumlah penyakit infeksi bakteri maupun virus mematikan yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit menular dari hewan kepada manusia disebut zoonosis.
Setelah diteliti oleh para ahli penyakit menular, di dunia tercatat ada sekitar 850 penyakit menular yang tergolong zoonosis, di Indonesia ada sekitar 200 dan belasan di ataranya tergolong mematikan.
Penularan umumnya terjadi melalui dari sejumlah kegiatan yang nampaknya sepele dan tidak berbahaya bahkan terkadang oleh aktivitas rutin tanpa disadari, seperti terpapar oleh virus atau bakteri dari hewan peliharaan, misal, burung kicau, anjing, kucing, ayam.
Dari sebuah pertemuan di Singapura yang mengangkat topik bahasan mengenai : Bagaimana Kita Dapat Mencapai “Umur Panjang” melalui pendekatan “Blue Zones”, yang diselenggarakan pada 12 Juni 2014 lalu.
Pendekatan BZ ini disimpulkan dari hasil penelitian di lima daerah di berbagai Negara di dunia, yg diketahui banyak memiliki penduduk yang berusia 100 tahun lebih, yaitu : Nicoya (Costa Rica), Ikaria (Yunani), Sardina (Italia), Okinawa (Jepang) dan Coma Linda (California)
Auguste Rodin, pematung Perancis, menghabiskan banyak waktu mengamati anatomi manusia, yang membantu dia untuk menyalurkan emosi dalam karya seni patungnya. “Diamati dan dipelajari setiap bagian dari sosok manusia yang ekspresif,” katanya.
Seratus tahun kemudian, Dr James Chang, seorang ahli bedah rekonstruksi tangan internasional terkenal di Stanford, telah menggunakan pahatan tangan Rodin untuk mengajar mahasiswa kedokteran dalam mengidentifikasi kondisi tangan tertentu. Misalnya, tangan kiri berkontraksi dari Pierre de Weissant, pahatan Rodin untuk Kaula dari Calais, yang menyerupai tangan pasien dengan sindrom Apert, adanya gangguan genetik langka di mana sendi tangan menyatu.